Sumedang: Gempa bermagnitudo 4,8 yang menguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dipicu sesar aktif yang masih belum terpetakan. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bencana gempa ini menjadi perhatian serius BNBP untuk mempelajari titik sesar gempa.
"Jadi gempa ini terletak persis di Kota Sumedang," kata Daryono, dikutip dari Medcom.id, Senin, 1 Januari 2024.
Ia menjadikan gempa Cianjur 2022 sebagai contoh bencana yang sesar gempanya yang belum terpetakan. Aktivitas sesar ini ke depannya harus diantisipasi untuk perencanaan pembangunan Sumedang.
Daryono menjelaskan, gempa dangkal ini cukup berbahaya jika titik utama gempa berada di tengah pemukiman padat penduduk dengan kekuatan berskala besar dan tidak tahan gempa. Ia mengimbau masyarakat untuk memperhatikan pondasi bangunan yang ingin dibangun dari segi aspek ketahanan terhadap gempa. Sebab, sebagian wilayah di Sumedang menjadi wilayah rawan gempa dari kekuatan menengah hingga tinggi.
"Ke depan wilayah Sumedang perlu membangun rumah tahan gempa dan memiliki rujukan yang sesuai apabila terjadi gempa besar, sehingga rumah tahan gempa jadi solusi aman saat terjadi gempa," ucap Daryono.
Selain itu, ia meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap kawasan perbukitan yang memiliki tebing curam. Gempa susulan yang serupa dapat mengakibatkan longsor dan runtuhan batu.
BMKG mencatat sebanyak tiga kali gempa bumi dangkal terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menjelang tahun baru 2024. Gempa terakhir tercatat pada pukul 20.34 WIB, BMKG mencatat gempa bumi berkuatan 4,8 magnitudo yang berpusat pada 6,85 Lintang Selatan, 107,93 derajat Bujur Timur atau sekitar 1,5 kilometer timur Kota Sumedang, Jawa Barat pada kedalaman 5 kilometer.
(SUR)