Indramayu: Aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Santri Rakyat Indonesia (ASRI) di Pondok Pesantren Al Zaytun diwarnai bentrokan dengan aparat kepolisian. Petugas bahkan mengamankan dua orang yang diduga provokator.
Dalam aksi tersebut, massa diizinkan pihak kepolisian untuk menyampaikan orasinya. Namun, aksi dorong mendorong terjadi setelah unjuk rasa berjalan 10 menit. Akibatnya, satu orang pun ditangkap.
Tak hanya sekali, aksi saling dorong kembali terjadi 30 menit kemudian. Kepolisian pun kembali mengamankan satu peserta yang dianggap sebagai provokator kericuhan.
Koordinator Umum ASRI Muhammad Sholihin memastikan aksi unjuk rasa tersebut berjalan kondusif dan tertib. "Kita tetap cinta damai dan tidak anarkis," kata Sholihin dikutip dari Medcom, Jumat, 7 Juli 2023.
Menurut Sholihin, polisi bukanlah musuh dari peserta aksi. Oleh karena itu, pihaknya mengikuti arahan dari pihak kepolisian terkait lokasi yang diizinkan untuk berorasi.
"Polisi mitra kita, ketika ada kebijakan (aturan lokasi aksi), ya kita ikuti," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa aksi unjuk rasa tersebut dilakukan karena massa merasa pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang tidak diadili dengan semestinya. "Kalau hukum ditegakkan, kami pasti tidak akan melakukan aksi ini," ujar Sholihin
(SUR)