Hujan deras di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, mengakibatkan banjir dan tanah longsor pada Kamis, 22 September 2022. Akibat kejadian itu, Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan wilayahnya ke dalam kondisi tanggap darurat bencana.
Sebelumnya, banjir bandang akibat luapan Sungai Cipalebuh menyebabkan ribuan rumah terendam. Bencana itu juga menyebabkan satu korban meninggal dunia dan puluhan warga mengungsi.
Selain Kecamatan Pameungpeuk, ada 4 wilayah lainnya yang juga tertimbun longsor. Yakni Kecamatan Cisompet, Singajaya, Banjarwangi, dan Cibalong.
"Yang paling parah itu di Kecamatan Pameungpeuk hingga para petugas masih menghitung kerugian yang dialami oleh warga termasuk melakukan langkah-langkah penanganan," kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, dilansir dari Medcom.id, Sabtu, 24 September 2022.
Saat ini tercatat sebanyak 400 rumah rusak ringan dan sedang serta dua unit rumah dalam kondisi berat. Diprediksi kerugian mencapai Rp10 miliar.
Akibat banjir, jembatan penghubung dua kecamatan di Garut dan Tasikmalaya juga roboh. "Banjir bandang yang terjadi menyebabkan 40 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi dan mereka sudah kembali ke rumahnya setelah kondisi air surut, tapi dari bencana banjir dan longsor telah menyebabkan jembatan gantung merah putih roboh," ungkap Helmi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan selama masa tanggap darurat bencana, petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Tagana, dan relawan lainnya saling bekerja sama. Sejumlah bangunan yang tergenang lumpur dibersihkan.
"Petugas (juga) memberikan (bantuan berupa) air bersih bagi masyarakat yang terdampak, termasuk pakaian dan makanan. Karena, beberapa fasilitas umum terdampak termasuk jembatan roboh dan jalan tertimbun longsor," tutur Satria.
BACA: BPBD Bekasi Minta Warga Waspada adanya Potensi Bencana Hidrometeorologi
(UWA)