Dadali: Setelah program vaksinasi di Indonesia menyasar tenaga kesehatan, petugas layanan publik dan kelompok lanjut usia (lansia) pun diprioritaskan dalam tahap kedua program nasional tersebut. Apabila tahap kedua sudah selesai, program vaksinasi juga akan digelar untuk masyarakat umum.
Sejumlah orang pun menanyakan kapan vaksinasi dapat dilakukan untuk anak kecil hingga remaja? Tentunya, pertanyaan tersebut hanya bisa terjawab oleh waktu. Sebab, belum ada vaksin covid-19 di dunia yang diperuntukkan bagi rentang usia 0-15 tahun.
Kabar baiknya, perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech mengklaim vaksin covid-19 buatannya menunjukkan efikasi sebesar 100 persen untuk remaja dengan rentang usia 12 sampai 15 tahun beberapa waktu lalu. Perusahaan itu melibatkan 2.260 perserta berusia 12 hingga 15 tahun di Amerika Serikat (AS) dalam uji klinis tahap tiga.
Hasilnya, vaksin tersebut menimbulkan respons antibodi yang kuat satu bulan setelah dosis kedua disuntikkan. Respons antibodi ini disebut melebihi yang ditunjukkan pada orang berusia 16 hingga 25 tahun.
“Kami berbagi urgensi untuk memperluas otorisasi vaksin kami untuk digunakan pada populasi yang lebih muda dan didorong oleh data uji klinis dari remaja antara usia 12 hingga 15 tahun,” kata CEO Pfizer Albert Bourla beberapa waktu lalu, seperti dilansir dari CNN.
Perusahaan asal AS itu menyatakan bahwa efek samping yang dialami para remaja sama dengan yang dirasakan pada orang usia 16 hingga 25 tahun. Efek samping yang timbul sangat umum, seperti nyeri di tempat penyuntikan, kelelahan, hingga demam. Para peserta akan dipantau selama dua tahun setelah penyuntikan dosis kedua untuk memastikan perlindungan dan keamanan mereka.
Rencananya, perusahaan Pfizer-Biontech akan mengirimkan data hasil uji klinis tersebut ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Food and Drug Administration (FDA). Hal ini dilakukan untuk perluasan izin penggunaan darurat vaksin covid-19 buatannya. Dengan harapan, kelompok usia remaja itu dapat divaksinasi sebelum dimulainya tahun ajaran berikutnya.
“Kita semua merindukan kehidupan normal. Ini terutama berlaku untuk anak-anak kita,” ucap CEO BioNTech Ugur Sahin.
Kepada CNN, Pfizer baru-baru ini mengatakan bahwa keamanan yang ditunjukkan dalam uji klinis pada remaja ini tentunya mendorong perusahaan untuk mulai menguji vaksinnya pada anak-anak yang lebih muda.
Studi terpisah, uji klinis tahap satu, dua, dan tiga yang digelar oleh Pfizer-BioNTech pada anak-anak usia 6 bulan hingga 11 tahun telah diluncurkan minggu lalu. Anak-anak pertama dengan rentang usia 5 sampai 11 tahun sudah menerima suntikan pertama.
Lebih lanjut, mereka berencana untuk memberikan vaksin pada anak usia 2 hingga 5 tahun minggu depan. Selanjutnya, giat tersebut juga akan dilakukan pada peserta usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Sebanyak 4.644 anak ditargetkan untuk menjadi sasaran dalam uji klinis. Dengan harapan, hasil sudah dapat keluar pada akhir 2021.
Wah, semoga semua uji klinis vaksin tersebut dapat berjalan dengan lancar ya teman-teman! Apalagi pemerintah juga pernah menyebutkan bahwa Indonesia akan menggunakan Pfizer. Walaupun, masih belum diketahui secara pasti kapan vaksin Pfizer akan tiba di Tanah Air...
(SYI)