Dadali: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bakal menyampaikan aspirasi para petani di wilayahnya ke pemerintah pusat terkait impor beras. Para petani meminta impor beras ditunda atau dibatalkan.
"Aspirasi ini segera kami sampaikan ke pemerintah pusat dan Bulog (Badan Urusan Logistik) selaku penanggung jawab impor beras," kata Kang Emil, sapaan Gubernur Jabar itu melalui akun twitternya @ridwalkamil, Kamis, 18 Maret 2021.
Emil menuturkan Jawa Barat akan mengalami surplus beras sebanyak 320 ribu ton pada April 2021. Para petani di Jawa Barat juga akan panen raya.
"Daripada impor, sebaiknya beli saja beras hasil petani Jabar," sambung dia.
Emil menuturkan impor beras akan membuat harga beras petani lokal jatuh dan tidak dapat diserap pasar. Untuk itu, dia bakal menyampaikan aspirasi petani ke pemerintah pusat guna menunda atau membatalkan impor beras.
"Mari selalu bersemangat untuk swasembada dan membeli produk-produk pangan lokal," ucap Emil.
Sebelumnya, pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras dalam waktu dekat. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berdalih impor beras dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.
"(Impor) ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.
Berdasarkan data BPS, produksi beras nasional mengalami kenaikan tipis 0,07 persen menjadi 31,63 juta di 2020. Kenaikan produksi pun diperkirakan berlanjut di 2021.
Potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen. Dibandingkan produksi pada periode sama di 2020, sebesar 11,46 juta ton.
(CIA)