5G Diprediksi Bunuh Keberadaan Konsol Game, Benarkah?

Ilustrasi game. Medcom.id Ilustrasi game. Medcom.id

Dadali: Jaringan 5G resmi diluncurkan di Indonesia pada 27 Mei 2021. Jaringan 5G ini diprediksi dapat merubah tren industri game.

Direktur Square Enix sekaligus produser game Final Fantasy, Naoki Yoshida memprediksi jaringan 5G akan menggeser keberadaan konsol game seperti Playstation, Xbox, dan Nintendo.

"Setelah 5G menjadi standar global, pasti akan tiba saatnya kami mampu memindahkan gambar ke perangkat apapun," kata Yoshida, Selasa, 8 Juni 2021.

Baca juga: Intip Cara Mudah Sembunyikan Like di Postingan Instagram

Menurutnya, jaringan 5G akan memungkinkan pengembang untuk memproyeksikan game ke berbagai perangkat. Sehingga, gamer tak lagi perlu mengandalkan perangkat konsol untuk bermain game.

"Para gamer bisa menikmati pengalaman gaming dengan kualitas tinggi di perangkat apapun tanpa terikat dengan perangkat gaming atau monitor TV. Kita sedang menuju ke arah itu," beber Yoshida.

Hal ini membuka peluang bagi industri game berbasi cloud seperti Google dan Amazon. Layanan cloud gaming ini memudahkan game jenis apapun dimainkan di berbagai perangkat.

Meskipun begitu, para pelaku industri dan analis masih ragu apakah cloud gaming benar-benar bisa mengubah itu. Pasalnya, perangkat konsol masih terbilang eksis sejak kemunculannya pada pertengahan 1970-an.

Terlebih, belakangan ini pasar konsol sedang mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peminat konsol Playstation 5 dan Xbox Series X.

Selain itu, Square Enix juga meraih keuntungan tertinggi mencapai 47,2 miliar yen atau setara Rp 6,1 triliun. Pendapatan itu naik 44 persen dari pendapatan tahun 2020.

Baca juga: Simak! Ini Daftar 10 Smartphone Paling Dicari Minggu Ini

Yoshida menuturkan kenaikan ini didorong tingginya angka penjualan game Final Fantasy VII Remake dan sejumlah game baru lainnya di pasaran. Menurutnya, pandemi covid-19 telah mendorong pengguna lebih banyak memanfaatkan waktu luang bermain game.

"Dengan tinggal di rumah, ada lebih banyak peluang untuk menyalakannya (bermain game)," ujar dia.

Tingginya popularitas konsol saat ini masih dibayangi oleh krisis chip global. Jika kelangkaan ini terus terjadi, maka bisa jadi tren konsol di pasaran akan turun 8,9 persen menjadi 49,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp700,8 triliun.



(CIA)