Jakarta: Kasus orang hilang akibat terseret arus sungai cukup sering terjadi. Baru-baru ini, kasus hilangnya anak sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aare, Swiss, membuat banyak orang menjadi lebih awas.
Menurut anggota Tim Search and Rescue Majelis Tafsir Al-Quran (SAR MTA), Sugiyanto, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan jika melihat seseorang yang terseret arus sungai. Misalnya, melakukan pertolongan dengan segera dan mendekati korban secara tenang.
“Ciptakan komunikasi dengan korban untuk menenangkan, menumbuhkan rasa percaya diri dan bantu untuk menuju daratan,” kata anggota Tim Search and Rescue Majelis Tafsir Al-Quran (SAR MTA), Sugiyanto, dikutip dari Inibaru.id, Sabtu, 28 Mei 2022.
Baca: Kabar Duka, Putra Sulung Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus Sungai
Selain itu, ada teknik menolong orang yang terseret arus bernama RTRGT yang dikenal oleh tim SAR. Teknik tersebut adalah singkatan dari reach, throw, row, go, dan tow atau carry. Berikut penjelasannya.
1. Reach
Reach berarti menjangkau. Artinya, segera jangkau atau raih tubuh korban. Tidak harus dengan mendekatinya dengan cara berenang karena bisa saja membuat Anda ikut terseret arus, Anda bisa memakai galah, dayung, atau benda-benda apapun yang sekiranya bisa diraih korban dengan cepat.
2. Throw
Bila ada alat penolong seperti ban yang diberi tali (ring buoy) atau pelampung, segera lemparkan alat ini ke korban yang sedang terseret arus. Setidaknya, mereka bisa meraihnya dan segera diselamatkan tanpa tenggelam.
3. Row
Bila ada perahu karet, papan selancar, atau perahu kecil, Anda bisa mendekati korban dan menolongnya. Jika muat dimasukkan ke perahu, masukkan ke sana. Jika tidak, Anda bisa memberikan pelampung atau setidaknya membawanya ke pinggir sungai.
Baca: Pencarian Putra Ridwan Kamil Berlanjut, Tim SAR Gunakan Metode Penyelaman
4. Go
Jika kondisi sangat mendesak tapi ada alat pelampung yang bisa digunakan, segeralah berenang dan memberikan alat tersebut ke korban. Ingat, Anda harus mahir berenang atau setidaknya sudah memakai pelampung agar tidak ikut-ikutan jadi korban saat melakukannya.
5. Tow atau Carry
Anda harus menarik atau membawa korban ke pinggir sungai untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sugiyanto juga meminta siapa saja untuk memastikan kalau penolong harus punya kemampuan penyelamatan atau berenang yang handal.
Jika merasa kurang mampu, segera minta bantuan ke polisi, Basarnas, atau orang-orang lain yang lebih berkompeten. Kita tidak boleh jadi penolong apabila kemampuan kurang memadai.
"Sebab, banyak kasus terjadi penambahan korban karena rasa ingin menolong namun kemampuannya kurang,” saran Sugiyanto.
(UWA)