Nilai ekspor sektor pertanian Jawa Barat (Jabar) pada Januari-April 2023 naik 13,24 persen, atau sebesar US$47,39 juta, dibanding pada periode yang sama pada 2022. Pada Januari-April 2022, nilai ekspor mencapai 39,52 dolar AS.
"Kalau melihat sektor pertanian hanya menyumbang 0,52 persen dari seluruh sektor yang diekspor dari Jawa Barat, migas hanya 1,06 persen, tambang 0,08 persen. Jadi ekspor dari Jawa Barat masih didominasi oleh industri pengolahan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Marsudijono dikutip dari Antara, Selasa, 6 Juni 2023.
Meski begitu, nilai ekspor Jabar secara keseluruhan mengalami penurunan yang cukup dalam pada April 2023 dari bulan ke bulan atau month-to-month (MtM) dibanding Maret 2023. Pada Maret 2023, nilai ekspor sektor migas dan non migas dari Jabar itu mencapai US$3,2 miliar. Sementara itu, ekspor migas dan non migas dari Jabar menurun 29,4 persen menjadi US$2,26 miliar pada April 2023 .
Kemudian jika dibandingkan secara tahunan atau year on year (YoY), nilai ekspor dari Jabar pada April 2023 pun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan April 2022. Pada April 2022, nilai ekspor migas dan non migas dari Jabar mencapai US$3,45 miliar dolar AS. Sehingga menurutnya, pada April 2023 ini mengalami penurunan hingga 34,64 persen.
"Memang pada bulan April itu bulan puasa, sehingga produktivitas menurun. Tapi mudah-mudahan ini hanya sesaat, musiman saja, ke depannya bisa lebih baik lagi, biasa lah ini fluktuatif," kata Marsudijono.
Menurutnya penurunan nilai ekspor itu, juga dipengaruhi oleh permintaan negara-negara pengimpor. Namun, kata dia, yang perlu diwaspadai adalah penurunan nilai ekspor itu cukup tinggi.
"Yang penting jangan berlanjut, mudah-mudahan bulan depan normal lagi. Kalau berlanjut ya berarti butuh langkah strategis," pungkasnya.
(SUR)