Dadali: Investasi terbesar dalam dapur adalah bahan makanan. Oleh karena itu, perlu diketahui apa saja yang benar-benar dibutuhkan saat berbelanja.
“Dalam pengelolaannya, keterampilan dan ketelitian juga dibutuhkan agar dapat mengoptimalkan bahan tersebut hingga dapat dapat digunakan dengan baik,” kata Head of Electronics & FMCG Shopee Indonesia, Putri Lukman, dilansir dari Gaya.id, Kamis, 28 Juli 2022.
Celebrity Chef, Devina Hermawan mengatakan bahwa di balik kebutuhan bahan makanan yang banyak dan bervariasi, manajemen penyimpanan selalu menjadi tantangan tersendiri yang kerap dihadapi. Sehingga perlu memperhatikan dengan cermat berbagai cara dan faktor demi menjaga kualitas kesegaran bahan dan meminimalisir kerugian belanja.
Pada umumnya, sebagian besar orang memilih membeli beragam kebutuhan bahan dapur dalam jumlah banyak sekaligus untuk mengoptimalkan waktu berbelanja agar lebih praktis. Namun, ada yang sering dilupakan, bahwa masing-masing dari bahan makanan itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga selalu ada komponen-komponen khusus dalam setiap metode penyimpanannya. Entah itu makanan segar, makanan siap saji, hingga bahan makanan pendukung lainnya.
Baca Juga: Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan di Simpan Dalam Kulkas
Di bawah ini terdapat tips dan trik yang dapat menjadi solusi dan inspirasi untuk menyimpan bahan makanan dengan pintar demi menjaga kesegaran:
1. Membuat rencana belanja mingguan atau bulanan dengan baik dan bijak
Perlu mengimbangi pengelolaan kebutuhan bahan baku dengan proses belanja yang cermat. Pertama, buat daftar skala prioritas, merencanakan kebutuhan utama apa saja yang diperlukan, produk apa saja yang dapat dibeli di bulan berikutnya, dan mengombinasikan jenis bahan makanan segar dengan jenis bahan makanan jangka panjang sebagai cadangan. Sehingga, jika suatu waktu kehabisan bahan makanan segar, selalu tersedia cadangan sebagai solusi yang efektif.
Hal penting lainnya dalam mengatur perencanaan belanja agar lebih optimal adalah dengan memaksimalkan beragam keuntungan melalui promo yang tersedia.
2. Mengelola posisi penempatan dan suhu yang sesuai karakteristik
Perlu diketahui bahwa tidak semua bahan makanan dapat disimpan di lemari pendingin. Juga, tidak semua bahan makanan dapat disimpan pada rak atau lemari dapur. Maka dari itu, perlu mengetahui terlebih dahulu karakter masing-masing bahan yang ingin disimpan.
Untuk olahan daging dan bahan makanan basah lainnya, lebih baik gunakan wadah makanan kedap udara untuk mencegah kontaminasi silang. Serta, simpan pada bagian freezer kulkas demi menjaga kesegaran dan berikan jarak antara satu dengan yang lainnya agar udara dapat bersirkulasi dengan baik.
Setiap penyimpanan bahan segar di kulkas, usahakan selalu dalam keadaan kering dan disimpan dalam box atau plastik yang terpisah. Lalu, alasi wadah sayuran dan buah dengan tisu dapur atau handuk yang berfungsi untuk membantu menyerap kelembapan ketika suhu dingin di dalam kulkas. Hal tersebut dapat menjaga kualitas agar tidak cepat layu dan bertahan lama.
3. Memisahkan bahan makanan
Kemudian, pisahkan bahan makanan yang memiliki aroma khusus dengan yang lainnya. Juga, pahami jenis buah seperti pisang, alpukat, dan produk makanan lainnya seperti roti dan keripik yang justru tidak tahan lama jika diletakkan di kulkas, tetapi cukup di udara terbuka.
4. Mengatur stok dengan rincian catatan yang teliti
Ketika barang ingin disimpan, lakukan pencatatan dan perhatikan tanggal kadaluarsa pada makanan kaleng ataupun siap saji. Lalu, terapkan sistem First In First Out (FIFO), yaitu barang yang pertama masuk adalah barang yang pertama digunakan. Hal ini akan membantu dalam mengurangi stok lama yang masih tersimpan. Serta, saat ingin memasak, sebaiknya gunakan stok bahan secara bijak dan keluarkan secukupnya supaya menghindari pembekuan berulang kali.
5. Utamakan kebersihan agar kualitas terjaga
Tidak terlupakan, aspek yang paling penting adalah selalu memastikan dan menjaga kebersihan dapur, lemari penyimpanan, dan kulkas dengan secara rutin, termasuk memantau kebersihan wadah penyimpanan. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan makanan dapat tetap terjaga.
(SUR)