Dadali: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap asal muasal wacana impor beras yang sempat mengemuka beberapa pekan lalu. Dia mengakui salah satu kementerian teknis memang sudah menyiapkan kebijakan impor.
Pemerintah khawatir stok beras dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun. Menilik akhir tahun lalu hingga awal 2021, beberapa daerah yang menjadi sentra padi dilanda banjir.
Belum lagi, bayang-bayang pandemi covid-19 masih belum usai. Sehingga, pemerintah takut para petani tidak bisa bekerja secara maksimal di lapangan.
"Ini yang membuat kita khawatir. Itu sudah dihitung semua. Nanti panennya bagus atau tidak, banyak atau tidak, stok di Bulog seperti apa," kata Jokowi di Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 21 April 2021, seperti dilansir dari Media Indonesia.
Baca juga: Jokowi Sebut Hasil Panen Padi di Indramayu Bagus
Kementerian Perdagangan akhirnya melakukan penandatanganan kerja sama dengan Thailand dan Vietnam terkait rencana kerja sama pembelian beras. Pemerintah tak mau mengambil risiko kekurangan stok beras dalam negeri.
"Kemudian karena kita lihat situasinya aman, saya sampaikan stop dulu. Ini mau panen. Tidak usah impor," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Kepala Negara menjelaskan, di dalam mengurus negara, keputusan-keputusan krusial guna mengantisipasi munculnya persoalan harus dilakukan. Pemerintah tidak bisa menunggu hingga terjadi kekacauan di tengah masyarakat, baru kemudian bergerak.
"Beras ini kan kebutuhan semua masyarakat. Yang bukan petani butuh juga. Coba bayangkan kalau sampai ada kekurangan. Tapi intinya kemarin kita sudah hentikan. Tidak ada impor," kata Jokowi.
Jokowi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Orang nomor satu di Indonesia itu tepatnya menyambangi Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua.
Ia berangkat ke sana bersama rombongan terbatas dengan menggunakan jalur darat dari Istana Kepresidenan Bogor sekitar pukul 07.00 WIB. Jokowi beserta rombongannya tiba sekitar pukul 10.10 WIB. Setibanya di sana, Jokowi segera meninjau lokasi panen dan berdialog dengan para petani setempat. (Andhika Prasetyo)
(CIA)