Dadali: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa Indonesia akan mengalami hari tanpa bayangan. Kulminasi atau hari tanpa bayangan merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi dilangit.
Lantas, bagaimana fenomena alam tersebut dapat terjadi? Yuk, simak penjelasannya sebagai berikut.
Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. "Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," tulis BMKG dalam press release-nya yang diunggah pada ditus BMKG, Jakarta, Rabu, 24 Februari 2021.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan. Kulminasi terjadi karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat terhimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
"Sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari," jelas BMKG.
Lantaran posisi Indonesia berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun. Sementara itu, waktunya tidak jauh saat matahari berada di khatulistiwa.
Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk kota Jakarta, fenomena terjadi pada 4 Maret 2021. Kulminasi utama terjadi pada pukul 12.04 WIB dan pada 9 Oktober 2021 pukul 11.40 WIB.
Secara umum, kulminasi utama pada 2021 di Indonesia terjadi antara 20 Februari-21 Oktober 2021. Hari tanpa bayangan pertama di tahun ini terjadi di Baa, Nusa Tenggara Timur.
Hari tanpa bayangan di Baa akan berlangsung hingga 4 April 2021. Kemudian, Sabang, Aceh akan terjadi pada 7 September-21 Oktober 2021. (Nur Azizah)
(SYI)