Dadali: Seorang ustaz di Kota Bandung, Jawa Barat, didakwa memerkosa belasan santriwati secara berulang. Diketahui korban diperkosa hingga hamil dan melahirkan.
Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jabar, Dodi Gazali, mengatakan korban pemerkosaan oleh HW berjumlah 12 orang. Korban yang masih di bawah umur merupakan santriwati dari salah satu pesantren di wilayah Cibiru, Kota Bandung.
"Kalau dari data yang saya dapat, ada 12 korban. Korbannya rata-rata berusia 16 sampai 17 tahun," ucapnya, seperti dilansir dari Medcom.id, Kamis, 9 Desember 2021.
Kabar ini lantas ditanggapi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Melalui akun media sosialnya, Kang Emil sapaan karibnya, menuliskan lima poin merespons kejadian yang mencoreng nama baik Kota Bandung tersebut.
"Semoga pengadilan bisa memberi pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang biadab dan tidak bermoral ini," tulis Ridwan Kamil.
Dalam unggahan tersebut, Kang Emil juga meminta pelaku diberi hukuman seberat-beratnya.
Berikut ini respons Ridwan Kamil dikutip dari akun Instagram @ridwankamil:
1. Pelaku sudah ditangkap polisi dan sedang diadili di pengadilan. Tempat bersekolahnya sudah langsung ditutup. Semoga pengadilan bisa menghukum seberat-beratnya dengan pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang biadab dan tidak bermoral ini.
2. Anak-anak santriwati yang menjadi korban, sudah dan sedang diurus oleh tim DP3AKB Jawa Barat untuk trauma healing dan disiapkan pola pendidikan baru sesuai hak tumbuh kembangnya.
3. Meminta forum institusi pendidikan/forum pesantren untuk saling mengingatkan jika ada praktik-praktik pendidikan di luar kewajaran.
4. Juga agar aparat setempat di level desa/kelurahan agar selalu memantau setiap kegiatan publik yang berada di wilayah kewenangannya.
5. Kepada para orang tua, diminta rajin dan rutin memantau situasi pendidikan anak-anaknya di sekolah berasrama, sehingga selalu up to date terkait keseharian anak-anaknya.
"Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, dan semoga keadilan bisa dihadirkan oleh pengadilan kepada kasus ini. Hatur nuhun," tutup kang Emil.
(RAO)