Dadali: Pemeran utama film “Miracle in Cell no. 7”, yaitu Vino G Bastian menegaskan bahwa film tersebut bukanlah plagiat. Namun, sebuah versi remake dari film asal Korea Selatan dengan judul yang sama.
“Di Indonesia sambutan ketika kita merilis trailer dan beberapa materi promo luar biasa banget. Walaupun beberapa netizen kita tuh masih tidak tahu bedanya remake dan plagiat. Jadi kita memang harus terus edukasi,” kata Vini, dikutip dari Antaranews.com, Kamis, 25 Agustus 2022.
Ia menjelaskan bahwa film remake adalah sama sekali bukan plagiat, melainkan memiliki izin resmi dan prosedur resmi.
“Mungkin edukasi ini yang mulai harus disebarkan. Karena bukan cuma “Miracle in Cell No.7” saja. Nanti akan banyak film-film remake. Dan film remake itu kan bukan cuma sekadar mengadaptasi, tapi juga bagian dari penghormatan terhadap filmnya originalnya,” lanjutnya.
Film “Miracle in Cell No.7” merupakan sebuah film yang diadaptasi dari film Korea Selatan. Film tersebut mengisahkan seorang ayah yang dituduh melakukan tindak kejahatan dan akhirnya masuk ke dalam penjara.
Oleh karena itu, sang ayah pun terpaksa berpisah dengan putrinya yang masih kecil. Tetapi, pada akhirnya, si kecil dapat berhasil masuk ke dalam penjara secara diam-diam. Tidak hanya memberikan kisah pilu, film itu juga memberikan cerita komedi di dalamnya. Film versi Korea dari judul itu pun banyak menguras emosi para penonton.
Sebagai sutradara, Hanung Bramantyo mengaku bahwa dirinya tidak begitu banyak memberi perubahan dalam versi Indonesia “Miracle in Cell No. 7”. Lantaran, film aslinya berasal dari Asia sehingga masih mempunyai nilai-nilai yang sama dengan yang terjadi di Indonesia.
“Film originalnya sendiri sudah cukup Asia ya. Artinya bagaimana sih hubungan antara bapak sama anak itu ter-highlight. Dan bagaimana relasi antara bapak sama anak itu sebenarnya sudah relasi yang bahkan itu juga terjadi di Indonesia,” kata Hanung.
Oleh karena itu, Hanung melanjutkan, bahwa ketika ia mengganti ke dalam bahasa Indonesia, filmnya tidak banyak perubahan karena masih memiliki kemiripan. “Mungkin kalau saya mengadaptasi film dari Amerika, bukan Asia, yang kulturnya berbeda sekali, mungkin itu akan susah,” tambahnya.
Walaupun begitu, Hanung tetap merasa tertantang dalam membuat remake dari film ini. Karena, ia harus mengungguli versi original dari “Miracle in Cell No. 7”, baik itu dari sisi sinematografi akting, bagaimana orkestra dari para narapidana, dan lainnya. Pasalnya, film ini sudah mengandung pesan yang menarik bagi masyarakat.
“Karna di film itu yang luar biasa buat saya dunia luar penjara, itu menyeramkan sekali. Tapi ketika masuk di sel kok justru lebih manusiawi ya,” ujar Hanung.
BACA: Sekuel Film Knives Out Tayang di Netflix Akhir Tahun Ini
(SUR)