Dadali: Covid-19 merupakan virus baru yang sampai saat ini masih dipelajari oleh para ahli dan ilmuwan di seluruh dunia. Belum ada satu pun negara yang sudah berpengalaman dalam menangani pandemi yang sudah melanda Indonesia sekitar 11 bulan ini.
Diperlukan kebijakan-kebijakan yang apik dan tepat sasaran untuk membasmi covid-19 dari Indonesia. Seperti halnya yang dilakukan Pemprov Jawa Barat, pihaknya terus berinovasi melalui program dan kebijakan yang dikeluarkan untuk memulihkan ekonomi dan mengendalikan covid-19. Adapun pencapaiannya sebagai berikut:
1. Tracing semakin masif
Peningkatan penelusuran (tracing) kasus covid-19 di Jawa Barat cukup signifikan. Pada akhir 2020, rasio tracing di Jabar adalah satu banding tiga. Artinya, dalam setiap kasus petugas bisa melacak ke tiga orang.
Kemudian, rasio tracing itu meningkat menjadi satu banding empat pada awal Januari 2021. “Minggu ini, alhamdulillah naik ke satu banding lima,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Humas Jabar pada Senin, 8 Februari 2021.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pemprov Jabar juga akan melibatkan TNI-Polri dalam pelaksanaan tracing. Kalau hal itu terealisasikan, maka ada satu tim khusus dari TNI-Polri yang kerjanya memantau dan melacak penyebaran covid-19.
“(Apabila ada tim khusus dari TNI-Polri) tracing kita akan meningkat pesat, sehingga penanggulangan covid-19 menjadi jauh lebih baik seiring dengan vaksinasi,” ucapnya.
2. Keterisian rumah sakit terus menurun
Tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Jabar terus membaik. Bahkan, angkanya sudah mendekati batas aman BOR sesuai standar World Health Organization (WHO), yakni 60 persen.
“Berita terbaik yang (membuat) saya sangat bahagia adalah keterisian rumah sakit sekarang tinggal 63 persen. Sempat 80 persen, turun (menjadi) 77 persen (dan terus menurus) ,” jelas Emil, sapaan akrabnya.
Angka 63 persen sudah di bawah standar keterisian rumah sakit secara nasional, yaitu 70 persen. Dengan menurunnya BOR, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang terpapar covid-19 di Jabar semakin menurun. Tentunya, hal ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi masyarakat Jabar.
3. Kedisiplinan terhadap protokol kesehatan semakin membaik
Tingkat kepatuhan masyarakat Jawa Barat dalam memakai masker dan menjaga jarak semakin meningkat. Dahulu, tingkat kedisiplinan warga dalam menegakkan protokol kesehatan sempat di angka 50 persen dan terus meningkat menjadi 80 persen. Kini, angka tersebut sudah mencapai di atas 80 persen.
“Tingkat kedisiplinan (memakai masker dan menjaga jarak di Jabar) juga naik, (yakni) memakai masker 85,4 persen dan menjaga jaga jarak sebesar 83,8 persen,” sebut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jabar itu.
4. Pemulihan ekonomi berjalan baik
Berpaling dari sisi kesehatan masyarakat, pemulihan ekonomi di Jabar juga membaik. Bahkan, Emil mengklaim pertumbuhan ekonomi Jabar per akhir 2020 lebih baik ketimbang Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Kecepatan persentasenya (juga) lebih tinggi daripada nasional. Mudah-mudahan tahun ini semua membaik,” kata Emil.
Mantan Wali Kota Bandung itu juga menjelaskan bahwa pihaknya juga telah membentuk komite pemulihan ekonomi daerah yang sudah hadir di 13 kabupaten/kota di Jabar. Upaya ini dilakukan untuk membangkitkan kembali perekonomian pascacovid-19.
(SYI)