Dadali: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berhasil merumuskan strategi percepatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Perumusan strategi tersebut dirampungkan oleh SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam Focus Group Discussion (FGD) Pencapaian Produksi dan Lifting 2021 yang dilaksanakan selama dua hari.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyebutkan strategi itu akan berdampak pada penambahan produksi minyak rerata tahunan sebesar 3.500 barel minyak per hari (BOPD). “Jika ditambahkan dengan potensi penambahan produksi dari program filling the gap yang sebesar 11.900 BOPD maka ada akan ada tambahan sebesar 15.400 BOPD dari posisi forecast last update,” kata Julius dalam keterangan resminya, Rabu, 7 April 2021.
Dengan tambahan tersebut, maka total potensi tambahan produksi minyak pada 2021 mencapai 9.130 BOPD secara rerata tahunan. Tetapi, bukan berarti gap yang harus dipenuhi untuk mencapai target 705 ribu BOPD sudah terpenuhi. Kendati demikian, Julius optimistis target tersebut dapat tercapai.
Bergeser ke gas, ia meyakini target yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 akan terealisasikan. “Angka salur gas yang telah terverifikasi sebesar 205 MMSCFD, namun hal tersebut tetap perlu dikawal agar penyerapan oleh offtaker dapat terlaksana dengan baik,” lanjutnya.
Dalam FGD itu, terdapat lima topik yang dibahas. Di antaranya percepatan pemboran dan workover, penambahan program kerja, komersialisasi gas, optimasi program well service serta strategic alliance, dan sharing facilities juga peralatan. Dari setiap kelompok, Julius mengaku SKK Migas dan KKKS berhasil mengidentifikasi secara detail langkah-langkah yang harus diambil untuk mendorong percepatan produksi migas 2021.
“Kami bersyukur hasil yang positif ini dapat diperoleh pada kuartal pertama 2021 sehingga upaya mengejar ketertinggalan dapat segera kami laksanakan pada kuartal berikutnya,” ucap Julius.
Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan kolaborasi yang baik antara SKK Migas, KKKS, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga stakeholders, diharapkan dapat merealisasikan tercapainya target produksi dan lifting 2021. Ia juga menyebutkan SKK Migas akan menyederhanakan proses bisnis agar keputusan-keputusan strategis dapat segera diputuskan. Terutama, keputusan terkait percepatan produksi.
“Untuk memastikan hal-hal yang sudah disepakati tersebut dapat terwujud diperlukan komitmen dan kolaborasi yang baik antara semua pihak yang berkepentingan,” ujarnya.
(SYI)