Dadali: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengaku belum puas dengan pelaksanaan vaksinasi tahap satu di Jabar. Bagaimana tidak? Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang ditargetkan untuk divaksin, nyatanya baru 25 persen yang menerima vaksin covid-19.
“Baru 25 persen (nakes yang divaksin) dari target yang seharusnya. Jadi, nakes yang seharusnya 100 persen disuntik ternyata dengan berbagai dinamika itu hanya bisa kita selesaikan sementara 25 persen. Sedang kita evaluasi,” kata Emil, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Humas Jabar pada Senin, 25 Januari 2021.
Sejumlah masalah yang menghambat adalah tidak hadirnya nakes saat jadwal vaksinasi dan tidak memenuhi persyaratan untuk divaksin. Tekanan darah yang tinggi menjadi isu mayoritas calon penerima vaksin.
“Ini yang menjadi fenomena nasional yang sempat dibahas oleh Menkes,” ucapnya.
Demi menyukseskan vaksinasi ke depannya, Pemprov Jabar akan mengajukan inovasi berupa mobil yang disulap menjadi mobil vaksin kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jadi, mobil vaksin itu akan mendatangi rumah-rumah masyarakat di pelosok.
Tentunya, inovasi itu dijalankan dengan prosedur yang ketat dan dilengkapi dokter serta vaksinator. Para calon penerima vaksin nantinya akan didaftar, diperiksa, disuntik, dan diobservasi langsung di tempat.
Inovasi ini mencuat sebagai solusi dari tidak seimbangnya jumlah puskesmas dan jumlah desa. Pasalnya, jumlah puskesmas di Jabar sekitar 1.000. Sedangkan, jumlah desa di Jabar mencapai sekitar 5.000.
“Mudah-mudahan inovasi untuk daerah-daerah pelosok ini bisa disetujui. Sehingga tingkat kecepatan keberhasilan vaksinasi di Jawa Barat bisa luar biasa,” ujarnya.
(SYI)