Alasan SKK Migas Targetkan 1 Juta Barel Minyak pada 2030

Ilustrasi blok migas. Foto: SKK Migas Ilustrasi blok migas. Foto: SKK Migas

Dadali: Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, mengungkap latar belakang dari penetapan angka 1 juta barel minyak per hari (BOPD) sebagai target produksi minyak bumi pada 2030. Ia menjelaskan, Indonesia saat ini tengah dihantui oleh ancaman defisit energi yang berkaitan erat dengan minyak dan gas bumi (migas). Dengan tidak adanya keseimbangan antara produksi dan kebutuhan, Indonesia terpaksa harus impor.

“Kita harus lihat ini, sekarang kebutuhan minyak yang cair ya itu kan kira-kira hampir 1,5 juta barel per hari (minyak bumi) sementara kemampuan produksi kita masih 800 ribu (BOPD) pada waktu itu,” kata Fatar dalam diskusi virtual Newsmaker dengan judul “Berjibaku Menuju 1 Juta Barel Minyak di 2030“ yang disiarkan melalui kanal YouTube Medcom.id pada Sabtu, 28 November 2020.

Melihat kondisi ini, SKK Migas berinisiatif untuk membuat strategi jangka panjang agar jarak antara produksi dan kebutuhan akan migas dapat terpenuhi. Hal ini perlu untuk mencegah ancaman defisit energi.

SKK Migas berpikir sebelum mencapai produksi minyak yang bisa memenuhi kebutuhan Tanah Air, yakni 1,5 juta BOPD, setidaknya mereka menargetkan 1 juta BOPD terlebih dahulu. Lalu, kenapa target ini harus dicapai pada 2030? Berdasarkan penjelasan Fatar, tidak perlu sampai berpikir 20-30 tahun yang akan datang, tetapi coba untuk amati terlebih dahulu selama 10 tahun ke depan.

“Karena ini akan men-trigger untuk yang ke depan, dia akan men-generate 15-20 tahun,” ungkapnya.



(SYI)

Berita Terkait