Patut Dicontoh, SD di Garut Sediakan Ruang Isolasi untuk Menunjang PTM

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Dadali: Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai diberlakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Sekolah harus menyediakan fasilitas kesehatan yang mendukung penerapan protokol kesehatan. Misalnya, tempat cuci tangan, masker medis, hingga disinfektan.

Seperti di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Sukagalih di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mereka bahkan menyiapkan ruang isolasi untuk menunjang kegiatan PTM saat pandemi covid-19. Ruang isolasi dan konsultasi kesehatan itu dipersiapkan untuk memberikan pelayanan cepat ketika ada siswa yang membutuhkan penanganan kesehatan.

"Di sini juga kami ada UKS (unit kesehatan sekolah), di dalamnya ada ruang isolasi," kata Kepala SDN 5 Sukagalih Agus, di sela-sela pelaksanaan uji coba KBM tatap muka di Garut, melansir Antara, Selasa, 20 April 2021.

Fasilitas protokol kesehatan lainnya juga sudah disiapkan. Mulai dari tempat cuci tangan, masker medis baru, hingga ruang kelas yang bersih agar lingkungan sehat dan nyaman. 

"Kita ini dari jauh-jauh sudah mempersiapkan, pertama dari protokol kesehatan mulai dari masker, hand sanitizer, dan disinfektan, dan tempat cuci tangan," jelasnya.

Agus menjabarkan fasilitas kesehatan apa saja yang ada di SDN 5 Sukagalih untuk mencegah penyebaran covid-19. Seperti alat pengukur suhu tubuh, 90 titik tempat cuci tangan, 500 masker medis, serta 15 liter disinfektan yang bisa digunakan oleh seluruh siswa dan guru selama PTM berlangsung.

"Mudah-mudahan saja selama kita melaksanakan kegiatan tatap muka ini kita itu bisa melaksanakan sebaik-baiknya," lanjutnya.

Ia menyebutkan sebanyak 90 dari 95 siswa mengikuti uji coba hari pertama PTM. Mereka dibagi setiap kelasnya 10 orang dengan waktu belajar selama tiga jam mulai pukul 08.00 sampai 11.00 WIB.

Agus menilai sarana dan prasarana yang disediakan untuk menunjang PTM di sana sudah lengkap. Upaya itu dilakukan sekolah untuk memberikan rasa tenang bagi semua pihak selama PTM berlangsung di tengah pandemi covid-19.

"Mudah-mudahan saja setelah masa pandemi ini tidak ada hal-hal yang tidak diharapkan, misalkan tingkat kesehatan siswa atau imun menurun, itu yang tidak diharapkan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan berdasarkan hasil peninjauan, sekolah yang menggelar uji coba KBM tatap muka itu berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan. Ia juga menyampaikan sejumlah siswa yang mengikuti uji coba tersebut mengaku senang bisa kembali belajar di sekolah. Terlebih, akhirnya mereka bisa bertemu kembali dengan teman-temannya maupun guru di sekolah.

"Kita lihat anak-anak antusias sekali, anak-anak menyampaikan rasa senang bisa sekolah kembali," katanya.



(SYI)

Berita Terkait