Waspada, Cianjur Terancam Kekeringan

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Dadali: Indonesia sedang mengalami masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Beberapa wilayah di Tanah Air, termasuk Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pun mewaspadai terjadinya kekeringan. Hal ini menyusul adanya prediksi yang menyatakan bahwa Indonesia segera memasuki musim kemarau. 

Kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah berkoordinasi dengan relawan tangguh bencana (retana) maupun camat dan kepala desa segera memetakan potensi kerawanan tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Dedi Supriadi, mengatakan BPBD tidak mau berspekulasi dengan tidak memerhitungkan potensi kebencanaan di suatu wilayah. Artinya, kewaspadaan terhadap potensi kerawanan bencana harus dilakukan komprehensif di semua wilayah.

"Memang, sampai saat ini kita belum menerima laporan wilayah mana saja yang berpotensi rawan kekeringan saat kemarau nanti. Makanya, kami mewaspadai potensinya di semua wilayah," kata Dedi di sela kegiatan sosialisasi pengelolaan risiko bencana di Cianjur, Kamis, 27 Mei 2021, seperti dilansir dari Mediaindonesia.com

Baca juga: Diapresiasi Mendagri, Penyerapan APBD Purwakarta Capai 20%

Berbagai upaya antisipasi sedang dipersiapkan BPBD menghadapi prediksi memasukinya musim kemarau. Termasuk menggencarkan sosialisasi menjaga lingkungan alam kepada masyarakat. 

"Kearifan lokal sangat diperlukan mengantisipasi bencana kekeringan saat kemarau. Kalau kita bisa menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita. Contoh, jangan melakukan penggundulan atau penebangan pohon sembarangan. Pepohonan akan berfungsi mengikat air sehingga bisa mencegah longsor saat musim hujan dan menyimpan air saat kemarau," jelas Dedi.

Selain mengantisipasi potensi dampak kemarau, BPBD juga sampai saat ini masih fokus mengantisipasi berbagai potensi dampak curah hujan tinggi. Sejumlah bencana hidrometeorologi masih terjadi di Cianjur menyusul masih terjadinya hujan kurun beberapa waktu terakhir. 

"Kalau kita melihat data dari BMKG, memang masih terjadi hujan. Kemarin saja kita, beberapa hari lalu, informasi dsri BMKG bahwa Cianjur harus waspada potensi banjir. Ini artinya masih ada kemungkinan curah hujan tinggi di Kabupaten Cianjur," bebernya. 

Namun, lanjut Dedi, pada prinsipnya BPBD harus selalu siap dan siaga menghadapi berbagai potensi kebencanaan. Karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas kepada Retana yang selama ini menjadi mitra BPBD dalam penanggulangan kebencanaan. 

"Kami punya 1.832 retana yang tersebar dj 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan. Masing-masing desa dan kelurahan memiliki 5 orang retana serta masing-masing kecamatan punya 1 orang korcam," imbuhnya. 

Peran dan fungsi Retana bakal menjadi garda terdepan mencegah dan menanggulangi seandainya terjadi bencana di suatu daerah. Dibentuknya retana didasari juga pertimbangan mempercepat penanganan saat terjadi bencana. "Karena itu, Retana merupakan garda terdepan BPBD Kabupaten Cianjur," pungkasnya. (Benny Bastiandy)
 



(SYI)

Berita Terkait