Dadali: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menyampaikan kemajuan terkait upaya-upaya penanganan banjir di sejumlah daerah di Jabar. Secara keseluruhan, proyek penanganan banjir itu ada yang baru mulai, sudah selesai 50 persen, hingga selesai 100 persen.
“Kita sebagai pemerintah tidak tinggal diam, semua upaya terus dilakukan. Tetapi, kalau sudah situasi darurat karena solusi engineering-nya belum selesai, maka kita fokus pada penanganan kebencanaan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Penyelamatan dan Pertolongan (Basarnas), hingga TNI-Polri,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Humas Jabar pada Senin, 22 Februari 2021.
Emil, sapaan akrabnya, menyebutkan sebagian besar banjir yang terjadi terkait dengan sungai-sungai besar di Jabar yang pengelolaannya di bawah Balai Besar Wiayah Sungai (BBWS). Misalnya, banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Citarum di Bekasi.
“BBWS mayoritas menjadi penanggung jawab dalam proses perbaikan. Tadi malam saya masih koordinasi, karena ada tanggul jebol di Citarum. (Saat ini), sedang dilakukan upaya penanganan secara sementara,” ucapnya.
Terdapat kendala yang dialami oleh BBWS dalam memperbaiki tanggul yang jebol tersebut, yakni terbatasnya kantong bio bag. Oleh karena itu, kemarin, Emil meminta untuk segera membeli bio bag sebanyak-banyaknya agar tanggul-tanggul yang jebol dapat ditutup.
Mantan Wali Kota Bandung itu juga melaporkan terdapat program penanganan banjir yang sudah selesai 100 persen. Contohnya, penyodetan Sungai Cisangkuy. Program ini dicetuskan untuk meminimalisasi dampak banjir Sungai Citarum di Kabupaten Bandung.
“Tadinya Sungai Cisangkuy ini melewati permukiman dan membuat banjir. Hari ini, Cisangkuy sudah belok ke Citarum, tetapi tidak melewati permukiman. (Proyek) itu akan (segera) diresmikan,” ujar Emil.
Tak hanya itu, terdapat program lainnya yang sedang dikerjakan tetapi baru beres 50 persen, yakni Bendungan Sadawarna. Emil mengklaim kalau program tersebut sudah selesai 100 persen tahun ini, maka di akhir tahun seharusnya banjir di Subang tidak terjadi lagi secara maksimal.
“Tetapi, kita tidak boleh takabur. Apakah semua upaya ini akan menyelesaikan, saya kira yang bisa saya janjikan adalah mengurangi. Kalau menyelesaikan itu wallahualam, karena faktor iklim ini tidak semua ilmu manusia bisa mengetahui,” jelasnya.
Kemudian, untuk pembangunan waduk dan bendungan yang ada di Bogor sebagai program penanganan banjir sudah lebih dari 50 persen selesai. Sementara, tiga proyek kali Bekasi baru dimulai awal tahun dan dua ruasnya sedang proses pembebasan.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jabar itu juga memerhatikan keadaan pasien-pasien covid-19 di kala sedang dilanda bencana. “Termasuk dampak pada saat covid-19 kena banjir. Ini sudah saya instruksikan agar pasien-pasien covid-19 di daerah banjir mendapatkan atensi yang lebih maksimal,” tutupnya.
(SYI)