Dadali: Awalnya pemerintah memutuskan untuk menggeser cuti bersama hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah di akhir Desember 2020. Namun, arahan dari Presiden Jokowi yang terbaru berkata lain. Jokowi meminta libur panjang akhir tahun 2020 dipotong. Kira-kira apa ya alasannya?
Berkaca dari libur panjang pada Oktober 2020 lalu, pemerintah melihat adanya lonjakan kasus baru covid-19. Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk tidak menjalankan rencana sebelumnya, yakni penggeseran libur lebaran ke akhir Desember 2020.
Pasalnya, ada alasan lain lho kenapa pemerintah akhirnya berencana untuk memotong libur akhir tahun 2020. Pemerintah memang mengharapkan dengan adanya libur panjang, konsumsi masyarakat akan meningkat tetapi nyatanya indikator ekonomi tidak membaik. Malah yang terjadi kasus covid-19 semakin tinggi.
“Seharusnya kalau dalam suasana normal, dengan hari libur, orang aktivitas yang biasanya interaksi dan kemudian terjadilah konsumsi. Tapi yang kita lihat sekarang ini, setiap libur panjang jumlah covid-19 naik. Tapi indikator ekonomi tidak membaik atau tidak terjadi konsumsi yang diharapkan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi November, Senin, 23 November 2020, seperti dilansir dari inibaru.id.
Sri Mulyani menegaskan, sembari menunggu vaksin, penyebaran virus covid-19 harus ditekan. Penerapan protokol kesehatan covid-19 menjadi kunci untuk merealisasikan target pemulihan ekonomi di kuartal IV-2020.
Di samping itu, pemerintah juga masih menganalisa data secara terperinci untuk mengetahui betul apakah libur panjang memberikan dampak yang signifikan pada sektor ekonomi. Termasuk dalam kegiatan ekspor-impor.
Duh, seram juga ya kalau ternyata libur panjang itu berdampak kepada lonjakan kasus virus covid-19. Walaupun kalian pasti kecewa ketika mendengar berita itu, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dimanapun kalian berada ya!
(SYI)